twitter


Bagi siswa Sekolah Dasar (SD), belajar akan lebih bermakna jika apa yang dipelajari berkaitan dengan pengalaman hidupnya sehingga mereka dapat memandang suatu objek yang ada dl lingkungannya segera.  Pemahaman seperti ini maka pendekatan yang digunakan dalam proses belajar adalah pendekatan kurikulum terpadu dimana berbagai materi akan dipadukan menjadi sajian materi yang kemudian akan diberikan kepada siswa.  Pembelajaran terpadu merupakan paket pengajaran yang menghubungkan berbagai konsep dari beberapa disiplin ilmu. Metode pembelajaran terpadu berorientasi pada keaktifan siswa, pengetahuan awal siswa sangat membantu dalam memahami konsep dan keberhasilan belajar.  Berdasarkan pengamatan dalam mengamati proses pembelajaran di SD, guru masih berorientasi pada siswa yang dijadikan objek bukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Sehingga guru dalam proses ini mendominasi aktivitas belajar sedangkan siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif.  Keterlibatan siswa dalam proses belajar hanya sekadar mendengarkan dan bertanya apabila tulisarn atau suara guru kurang terdengar, tanpa dapat dengan aktif ikut mengembangkan materi yang didapatnya di sekolah dan menghubungkan materi tersebut dengan kejadian yang dialami sehari- hari. Hal ini seringkali terjadi pada proses pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Guru mengajarkan materi dengan metode yang monoton, tanpa alat peraga, dan berkesan sangat membosankan sehingga siswa tidak tertarik untuk memperhatikannya. Terlebih lagi siswa terbiasa dengan pandangan bahwa materi dalam pelajaran IPS harus dihafalkan di luar kepala.  Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 2006 dicanangkan fungsi dan tujuan ilmu sosial antara lain mengembangkan nilai dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.  Berdasarkan fungsi dan tujuan di atas pembelajaran IPS sebaiknya dimulai dari lingkungan terdekat yang ada di sekitar siswa, mulai dari dirinya sendiri, keluarga, tetangga, lingkungan sekolah, masyarakat setempat kehidupan bernegara sampai menjadi bagian dari dunia. Tentunya dengan materi yang disesuaikan dengan dunia anak yang memandang dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan dengan pemaknaan secara holistik yang berangkat dari hal yang bersifat konkrit.  Untuk itu guru harus kreatif dalam mendesain metode pembelajaran yang disenangi dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan dunia anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.  Model pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan belajar mengajar  yang melibatkan beberapa mata pelajaran memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dalam pembelajaran terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.  Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu bertolak dari suatu topik atau tema yang dipilih dan dikembangkan bersama oleh guru dan siswanya. Tujuan dari tema ini bukan untuk literasi mata pelajaran akan tetapi sebagai konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dan dijadikan sebagai alat dan wahana untuk mempelajari dan mempelajari materi tertentu.  Menurut Fogarty (1991) pembelajaran terpadu dibedakan atas tiga model yaitu (1) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi tipe Connected dan Nested, (2) model antar bidang studi yang meliputi tipe Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated, (3) model dalam lintas bidang studi yang meliputi tipe Immersed dan Networked. Metode pembelajaran terpadu memiliki ciri seperti (1) berpusat pada anak, (2) memberikan pengalaman langsung pada anak, (3) pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran, (5) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak.  Berdasarkan pemahaman tersebut, metode pembelajaran terpadu menjadi suatu pilihan terbaik dalam memberikan materi pembelajaran bagi siswa ditingkat SD. Penggunaan metode ini pada tingkat SD membantu siswa membiasakan diri untuk melihat, menanggapi, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara komprehensif.  Pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Perlu suatu penelitian yang dilakukan dalam bentuk kaji tindakan kelas (action research) bertujuan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas dan mengembangkan pembelajaran terpadu model gabungan dalam pembelajaran IPS di SD dan aktivitas belajar siswa

1 komentar:

  1. nice blog,, kunjungi juga http://ilmukami.co.cc

Posting Komentar